PYRROSIA
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Classis : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Familia : Polypodiaceae
Genus : Pyrrosia
Deskripsi
Pyrrosia merupakan genus pakis dari Polypodiaceae, yang bersama-sama dengan sister genus Platycerium, lebih dikenal sebagai pakis staghorn, memiliki ciri-ciri daun sangat dimorfik (daun berbeda pada tanaman yang sama), pada permukaan atas daun terdapat rambut seperti bintang.
Memiliki akar yang panjang dan merambat, tipis dan bersisik, pada bagian pinggir terdapat bulu-bulu halus yang tumbuh. Memiliki bentuk daun tunggal yang berlekuk sebagian, daunnya gemuk.
Kebanyakan herba, kadang pohon, mempunyai rhizoma Daun monomorfik atau dimorfik, tunggal atau majemuk, daun muda bentuk spiral.
Homospora. Spora dalam sporangium yang berkumpul membentuk sorus (sori). Sorus dibungkus indusium, terletak marginal atau dorsal dari sporofil. Sporangium berdinding tipis, bertangkai dan mempunyai annulus yang letaknya vertikal
Distribusi
Pyrrosia, terdiri dari 51 spesies, spesies yang paling banyak terdapat di Asia Tenggara,
Siklus Hidup
Metagenesis Daur hidup paku
- Tumbuhan paku atau dikenal dengan Pterydophyta
- Tumbuhan paku adalah salah satu dari kelompok kingdom Plantae yang secara evolusi lebih maju dibandingkan Bryophyta (Lumut)
- Tumbuhan paku sudah tergolong dalam Tracheophyta karena sudah mempunyai Trakeid atau berkas pengangkut baik Xilem maupun Floem OK
- Selain akarnya sudah jelas dan membentuk sistem perakaran serabut.
- Secara keseluruhan Paku dan Lumut mempunyai persamaan yaitu adanya peristiwa metagenesis
- Metagenesis yaitu peristiwa pergiliran keturunan dari fase sexual ke fase asexual ke fase sexual lagi sehingga membentuk daur/cyclus.
Karakter khas pada Pteridophyta ( tumbuhan paku)
- Tumbuhan paku dewasa yang dijumpai di alam merupakan fase sporofit yang menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan seksual.
- Spora yang jatuh ditempat lembab akan tumbuh menjadi protalium atau prothallus yang merupakan fase gametofit yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau
- Fase gametofitnya lebih pendek daripada fase sporofitnya.
- fase sporoitnya berupa tumbuhan paku sendiri
Contoh Spesies
1. Pyrrosia angustata (Swartz) Ching
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Classis : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Familia : Polypodiaceae
Genus : Pyrrosia
Species : Pyrrosia angustata
Deskripsi
Jenis ini termasuk suku Polypodiaceae. Tumbuhan ini mempunyai akar yang panjang dan merambat, tebalnya sekitar 1,5 mm, keras dan diselubungi oleh sisik-sisik yang tersebar. Sisiknya membujur, dengan dua warna yang berbeda, pada bagian bawah berwarna coklat-hitam. Pada bagian apikal yang berwarna coklat muda, ditumbuhi rambut dengan panjang 0,7 mm. Daunnya sekitar 30 helaian dengan lebar 3 cm. Pada setengah bagian apikal daun terdapat sori. Secara keseluruhan membentuk garis tepi pada tepidaun. bagian pangkal daun perlahan menyempit, paling lebar di bagian tengah atau di bawahnya, ujung tumpul. Memiliki urat daun yang tidak kelihatan. Sorinya besar sekitar 10 dengan lebar 4 mm. Berjajar dalam satu barisan menutupi setengah bagian apikal daun. Biasanya terpendam pada tempat yang dangkal atu berlubang. Yang kemudian muncul pada permukaan tanah.
2. Pyrrosia lanceolata (Linnaeus) Farwell
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Classis : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Familia : Polypodiaceae
Genus : Pyrrosia
Species : Pyrrosia lanceolata
Deskripsi
Jenis ini termasuk suku Polypodiaceae. Mempunyai sinonim Pyrrosia adnascens (Swartz) Ching, Pyrrosia varia (Kaulfuss) Farwell, Acrostichum lanceolatum L., Candollea lanceolata Mirb. ex Desv. dan Cyclophorus lanceolatus Alston. Tumbuhan ini mempunyai akar rimpang setebal 1,2- 2,1 mm, menjalar panjang, ditutupi oleh sisik-sisik yang tersebar. Daun dimorfik, tidak jelas sampai jelas bertangkai. Daun fertil tangkainya sampai 9 cm, helaian 3,5-31 cm x 0,3-3,5 cm Daun steril bertangkai sampai 5 cm, helaian 2-24 cm x 0,3- 4,3 cm, paling lebar di bagian tengah atau di atasnya, ujung membundar atau tumpul. Sori berderet di sepanjang tepi daun atau menyebar di seluruh permukaan daun (Hovenkamp et al., 1998). Pada umumnya jenis ini tumbuh secara epifit, kadang epilitik, dan jarang yang terestrial, umumnya ditemukan di berbagai situasi, kebanyakan di dataran rendah, kadang sampai 1.000-1.500 m dpl. Jenis ini tersebar di Afrika, Asia Tenggara sampai Pasifik dan di seluruh kawasan Malesia. Di Malaya tumbuhan ini digunakan untuk obat sakit kepala dengan menempelkan tumbukan daunnya dengan jintan hitam dan bawang merah ke kening, dan juga untuk obat desentri. Di CA Sago Malintang, jenis ini tidak banyak ditemukan, hanya tumbuh di batang pohon yang telah lapuk pada sekitar 6 m dari atas tanah, di tempat yang sangat terbuka pada ketinggian 1.080 m dpl.
Selasa, 10 Mei 2011
Posted in | |
0 Comments »
One Responses to "TUMBUHAN PAKU"